Tuesday, June 2, 2015

Tugas Softkill Ke - 3

Nama         : Muhammad Fahmi Aulia Rahman
Kelas          : 2PA16
NPM          : 15513890

I.                    HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.

A.     Model-Model Hubungan Interpersonal

·         Model pertukaran sosial ( social exchange model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) menyimpulkan model ini sebagai asumsi dasar bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.
·         Model peranan (role model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan “naskah” yang telah dibuat oleh masyarakat. Terdapat empat konsep pokok yang harus diperhatikan dalam model ini untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu : Ekspektasi peranan (role expectation), Tuntutan peranan (role demands), Keterampilan peranan (role skills), dan Konflik Peranan.
·         Model Permainan
Model ini berasal dari psikiater Erie Berne (19964, 1972). Analisisnya kemudian dikenal sebagai analisis transaksional. Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia yaitu : orang tua (parent), orang dewasa  (adult)dan anak (child).
·         Model Interaksional (Interactional Model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem, terdiri atas subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sabagai satu kesatuan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan.

B.      Memulai Hubungan
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.       Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
·         Informasi demografis.
·         Sikap dan pendapat (tentang orang atau objek).
·         Rencana yang akan datang.
·         Kepribadian.
·         Perilaku pada masa lalu.
·         Orang lain.
·         Hobi dan minat.

2.       Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu: keakraban, control,  respon yang tepat, dan nada emosional yang tepat. Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

C.     Hubungan Peran

1.       Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
2.       Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3.       Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

D.      Intimasi dan Hubungan Pribadi
Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan. Lebih jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut dapat dijelaskan pada bagian berikut :
·         Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya terkandung proximitas dan keakraban.
·         Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
·         Percintaan
Persabatan antar pria dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara persahabatan dan cinta.

E.      Intimasi dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita. Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
·         Kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
·         Kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
·         Kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
·         Kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
·         Kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus.

II.                 CINTA DAN PERKAWINAN

A.     Memilih Pasangan
Kebebasan itu memang omong kosong. Tak ada kebebasan untuk memilih, termasuk memilih pasangan hidup. Seringkali orangtua kita sibuk untuk memilihkan pasangan yang terbaik. Namun terbaik untuk mereka belum tentu terbaik untuk anaknya. Yang terpenting adalah kita harus memiliki kecocokan dengan orang tersebut. Akan lebih nyaman lagi jika kita memiliki kesamaan opini, kepribadian, hobi atau yang lainnya. Meskipun kesamaan itu sulit untuk didapatkan, namun kita tidak boleh terhenti hanya karena perbedaan. Jadikanlah perbedaan itu sebagai variasi dalam suatu hubungan.  Pada dasarnya memilih pasangan hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu :
·         Cocok jadi anak dari orang tua kita
·         Cocok jadi suami/istri yang baik.
·         Cocok jadi sosok ayah/ibu bagi anak-anaknya kelak.

B.      Hubungan dalam Perkawinan
Banyak sekali hal yang terjadi dalam hubungan perkawinan karena menyatukan dua individu yang berbeda itu sangat sulit dan selalu menimbulkan perbedaan pendapat dan ketidaksetujuan akan sesuatu. Maka yang bisa kita lakukan adalah menjadikan kekurangan pasangan itu sebagai bagian dari kehidupan kita dan menerimanya dengan ikhlas serta selalu berusaha untuk tidak menjadikan semua itu sebagai masalah. Dalam hubungan perkawinan, harus ada pemenuhan peran. Laki – laki sebagai suami dan wanita sebagai istri. Suami berkewajiban untuk menafkahi keluarga yaitu istri dan anak-anaknya. Suami bertugas untuk mengayomi serta melindungi keluarganya dari segala hal yang bersifat buruk. Sehingga keluarga merasa aman jika ada peran kepala keluarga. Istri bertugas untuk melayani suami, taat dan berbakti terhadap suami. Satu catatan penting yaitu keberhasilan seorang suami tidak akan ada tanpa peran seorang istri. Seringkali istri dipersalahkan akan masalah – masalah yang ada dalam kehidupan rumah tangga. Disitulah istri merasa terpojokkan. Maka pada masa kini banyak sekali wanita yang ingin memberlakukan emansipasi wanita. Bahwa wanita itu tidak harus selalu dipersalahkan. Saat ini para istri banyak yang bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Selain membantu suaminya bekerja, hal tersebut pun dilakukan untuk mempertahankan harga diri wanita yang sering terinjak – injak hanya karena wanita terlalu tergantung kepada suaminya. Kehidupan perkawinan itu memang selalu rumit. Oleh karena itu semua kembali kepada kesabaran masing – masing orang untuk menjalaninya demi mempertahankan keutuhan keluarga.

C.     Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak. Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian. Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.

D.     Perceraian dan Pernikahan Kembali
Menikah kembali setelah perceraian mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami. Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Apa yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor pendidikan, pendapatan dan sosial. Sebagai manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan membuat jenuh dalam pernikahan. Esensi dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama. Jika ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap untuk masa depan yang lebih baik.

E.      Alternatif selain Perkawinan (Single Life)
Hidup di dalam kesendirian memang tidak mudah untuk dijalani. Namun ini adalah suatu pilihan yang diambil di kala orang sudah putus asa untuk membina suatu hubungan perkawinan. Misalnya seorang wanita yang sudah lebih dari satu kali menikah dan gagal. Akhirnya ia memutuskan untuk tidak bersuami dan mengurus anak – anaknya sendiri. Ia merasa mampu karena ia pun seorang wanita karir yang memiliki penghasilan yang cukup. Namun meskipun demikian, seseorang yang menjalani single life pasti mengalami loneliness atau rasa kesepian. Terlebih ketika ia sudah lanjut usia dan anak – anaknya sudah berkeluarga.


SUMBER :
http://www.academia.edu/5418626/HUBUNGAN_INTERPERSONAL


https://xiaolichen14.wordpress.com/2013/04/26/hubungan-interpersonal/

No comments:

Post a Comment